Rabu, 07 Desember 2016

Bangsa-Bangsa Kambing Asli Indonesia

Kambing Marica

Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari kambing Kacang. Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.
Kambing Marica memiliki potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.

Gambar 1. Kambing Marica
Kambing Samosir
Berdasarkan sejarahnya kambing ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kambing Samosir bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.
Karakteristik morfologik tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26,23 ± 5,27 kg,  panjang badan 57,61 ± 5,33 cm; tinggi pundak 50,65 ± 5,28 cm; tinggi pinggul 53,22 ± 5,43 cm; dalam dada 28,67 ± 4,21 cm dan lebar dada 17,72 ± 2,13 cm. Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu fenotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Dari warna belang putih hitam didapatkan rataan sebaran warna berdasarkan luasan permukaan tubuh 92,68% kurang lebih 4,23% warna putih dan 7,32 kurang lebih 4,11% warna hitam.

Gambar 2. Kambing Samosir
Kambing Muara
Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor.

Gambar 3. Kambing Muara
Kambing Kosta
Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini dilaporkan mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini diduga hasil persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor). Hasil pengamatan, ternyata sebaran warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai hitam. Dengan presentase terbanyak hitam (61 %), coklat tua (20%), coklat muda (10,2%), coklat merah (5,8%), dan abu-abu (3,4%). Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang didominasi oleh warna putih. Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.
Ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging.

Gambar 4. Kambing Kosta

Kambing Gembrong
Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%) sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg.
Banyak dugaan bahwa kambing Gembrong merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki. Dugaan ini didasarkan pada ciri-ciri fisik kambing yang hampir mirip dengan kambing gembrong. Alasannya, kambing ini kesulitan untuk makan akibat mata dan mulutnya tertutup oleh bulu. Kesulitan ini mengakibatkan makanan sulit masuk ke mulut hingga tidak bisa menerima masukan gizi yang memadai. Akibatnya, kambing mudah terserang penyakit hingga mati.

Gambar 5. Kambing Gembrong

Kambing Benggala
Kambing Benggala diduga merupakan hasil persilangan kambing Black Benggal dengan kambing Kacang yang diduga dibawa pedagang bangsa Arab yang datang ke daerah sekitar Pulau Timor dan Pulau Flores di Propinsi Nusa Tenggara Timur  sebelum Jaman Penjajahan Hindia Belanda. Black bengal sendiri merupakan kambing benggala hitam yang tergolong kecil dan tersebar luas di Assam dan Bangladesh bagian utara. Dengan selang waktu yang sudah ratusan tahun melalui persilangan kambing tersebut mengalami  penghanyutan genetik dan beradaptasi dengan lingkungan setempat. Kambing Benggala secara umum lebih besar dari kambing Kacang, umumnya di dominasi warna hitan dan yang sedikit berwarna kecoklatan. Ciri khas dari kambing ini antara lain: Bentuk telinga sedang, lurus kesamping dan  kira-kira sepertiga bagian ujung telinga jatuh seperti patah di ujung, garis muka lurus tidak cembung seperti Peranakan Ettawah (PE), garis punggung lurus, bulu rambut sedang menutup semua permukaan kulit tetapi tidak pajang atau tebal, penampilan ambil sedang, tanduk tegak ke belakang.
Berat rata-rata kambing Benggala umur 6 bulan sekitar 13.8 kg, umur 9 bulan sekitar 18.9 kg, umur 1 tahun  (1 pasang gigi permanent) sekitar 22 kg, umur diatas 2  tahun (2 pasang gigi permanent) sekitar 25.8 kg, umur  3-4 tahun rata-rata bobot badan 31 kg.  Induk kambing Benggala rata-rata bobot badannya 37.9 kg (35-41 kg) dan pejantan kambing Benggala rata-rata 40 kg (40-52.5kg). Berat badan kambing Benggala termasuk tipe sedang lebih besar dar kambing Kacang dan lebih kecil dari kambing Peranakan Ettawah (PE). Kambing ini termasuk tipe pedaging (kambing potong) dan biasanya cukup prolific (jumlah anak sekelahiran lebih dari satu/ kembar). Kambing Benggala mempunai ambing susu cukup bagus sehingga produksi susu relatip cukup untuk kebutuhan anak walaupun kembar 2 atau tiga pada saat pra sapih (Fitra A. P, dkk. 2009).

Gambar 6. Kambing Benggala

Kambing Kacang
Kambing Kacang (Capra Hircus) adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing kacang jantan dan betina merupakan tipe kambing pedaging yang baik.
Ciri-ciri kambing Kacang antara lain ukuran badan relatif lebih kecil dari jenis kambing lainnya, memiliki kepala yang kecil, telinga tegak, mempunyai bulu yang lurus dan pendek, bulu kambing pendek untuk seluruh tubuhnya, namun bulu panjang pada ekor dan dagu. Kambing Kacang jantan memiliki bulu yang panjang sebatas garis leher sampai pundak ,punggung hingga ekor dan pantat, memiliki warna tunggal hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna tersebut. Kambing Kacang betina maupun jantan memiliki tanduk yang pendek. Berat badan kambing jantan dewasa bisa mencapai 35 kg, dan kambing betina dewasa bisa mencapai 30 kg. Tinggi kambing jantan berkisar 60 - 70 cm, dan yang betina hingga 50 cm.
 
Gambar 7. Kambing Kacang
Kambing Peranakan Etawah (PE)
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawah (asal India) dengan kambing Kacang. Kambing ini tersebar hampir di seluruh Indonesia. Penampilannya mirip kambing Etawah, tetapi lebih kecil. Kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu (perah). Peranakan yang penampilannya mirip kambing Kacang disebut Bligon atau Jawa Randu  yang merupakan tipe pedaging. (Pamungkas et al., 2009). Ciri-ciri Kambing PE: telinga panjang dan terkulai, panjang telinga 18–30 cm, warna bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu kambing PE jantan bagian atas leher dan pundak lebih tebal dan agak panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian paha panjang. Berat badan kambing PE jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg, tinggi pundak 76-100 cm (Sang T).

Gambar 8. Kambing Peranakan Etawah (PE)

1 komentar:

  1. Coin Casino - Review & Bonus Codes (2021)
    Check out the best Bitcoin casinos and grab the most latest Coin Casino bonuses and free spins. Enjoy 코인카지노 추천인 your Crypto Casino games and stay up-to-date with

    BalasHapus