Satu langkah besar
telah dilakukan oleh Pemda Kabupaten Agam dalam rangka memajukan usaha
peternakan para peternak di Luhak Agam ini. Kehadiran para peternak di Balai
Penelitian Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Padang Mangateh
sungguh luar biasa sebagai terobosan dalam usaha memajukan peternakan di
Kabupaten Agam. Hal ini menunjukkan keseriusan dan komitmen Pemda Agam
dalam membina para peternaknya.
Demikian disampaikan oleh Ir. Sugiono, MP, selaku Kepala BPTU
HPT Padang Mangateh dalam sambutannya pada kegiatan Fieldtrip Pengurus dan Kelompok
Ternak se-Kabupaten Agam, Rabu 15 April 2015. Sugiono menilai bahwa langkah
Pemda Agam menghadirkan para peternaknya di BPTU merupakan kemajuan besar. Ini
adalah kunjungan resmi pertama dari Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat selama
BPTU didirikan, padahal para pakar/peneliti dari luar negeri sudah silih berganti
berdatangan melihat dan belajar di BPTU Padang Mangateh. Sugiono berharap hal
ini sehendaknya diikuti oleh Pemda Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Barat.
Sugiono mengklaim, seharusnya Sumatera Barat adalah
lumbung ternak di Indonesia. Dia menilai bahwa tidak ada potensi yang begitu
besarnya melebihi Sumatera Barat, baik potensi SDM peternak dan petugasnya
maupun potensi lahan hijauannya karena di Sumatera Barat ketersediaan Hijauan
tersedia sepanjang tahun, ternak tidak akan pernah kekurangan makanan. Dia
berharap seharusnya peternak di Kabupaten Agam memelihara minimal 10 ekor
sapi/orang. Saat ini populasi ternak sapi di Kabupaten Agam mencapai 34 ribu
ekor dan kerbau sekitar 20 ribu ekor.
Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 250 orang peternak Kabupaten
Agam ini juga dihadiri oleh Bupati Agam, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Sumatera Barat, Kadis Dipertahornak Kabupaten Agam, KTNA Povinsi
Sumatera Barat dan Ka RPH Payakumbuh.
Sementara itu KTNA Sumatera Barat, A Dt Majo Kayo melihat
potensi Kabupaten Agam yang unik dan satu-satunya di Sumatera Barat. Potensi
peternakan yang ada mencakup dataran rendah (Agam bagian barat) untuk sapi PO,
Bali dan sapi pesisir, dan dataran tinggi (Agam bagian timur) untuk sapi
Simmental, Limousin dan bangsa Bos Taurus lainnya. Peternak juga diarahkan
kepada usaha pembibitan sapi sehingga ketersediaan bibit tidak terputus pada
peternak, karena kunci usaha suatu peternakan adalah tersedianya bibit yang
baik.
Drh. Erinaldi selaku Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan
Sumatera Barat menyatakan tugas peternak itu hanya tiga yaitu: membuat daging,
membuat susu dan membuat telur. Peternak tinggal memilih usaha apa yang cocok
dengan lokasi dan kemampuan mereka. Erinaldi membandingkan potensi Sumatera
Barat dengan NTB yang lebih dikenal sebagai gudang ternak Indonesia. Secara
populasi ternak NTB jauh melampaui Sumatera Barat, namun secara hitungan daging
Sumatera Barat boleh berbangga karena produksi dagingnya besar. Hal ini
disebabkan karena sapi yang dipelihara adalah sapi yang berkualitas dengan ketersediaan
hijauan sepanjang tahun.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan
Sekretariat Daerah Kabupaten Agam, Ir. Isman
Imran,
M.Si mewakili Bupati Agam memberikan apresiasi terhadap semangat para peternak
yang rela menghadiri kegiatan fieldtrip ini secara sukarela. Ke depan beliau
berharap Pemda dapat memberikan anggaran untuk kegiatan serupa. Beliau berpesan
kepada peternak untuk menjadikan kegiatan ini sebagai silaturrahmi dan diskusi
terbuka untuk berbagi ilmu dan meningkatkan kapasitas sebagai peternak yang
mempunyai SDM di Kabupaten Agam.
Selain itu beliau juga berpesan agar para
peternak dapat menjaga bantuan yang diberikan pemerintah. Merujuk data yang ada
populasi ternak sapi di Kabupatean Agam sebanyak 34 ribu ekor dan kerbau
sebanyak 20 ribu ekor. Melihat kondisi tersebut, Kabupaten Agam sangat potensial untuk terus didorong
kedepan menjadi gudang ternak. Salah satu kunci utama untuk mewujudkan mimpi
tersebut adalah peran serta para penyuluh peternakan dalam mentrasfer ilmu dan
teknologi terbaru kepada peternak. (Sang T)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar