Kelompoktani ternak
merupakan kelompoktani yang bergerak di bidang peternakan dan dibawah binaan
Penyuluh Peternakan. Umumnya anggota kelompok memelihara ternak secara individu.
Namun banyak juga yang memelihara secara koloni, apalagi kelompok tersebut
mendapatkan bantuan dari pemerintah atau dari pihak swasta.
Salah satunya adalah
kelompoktani ternak Saayun Salangkah yang terletak di Jorong Tanjung Medan Nagari
Biaro Gadang Kecamatan Ampek Angkek. Kelompoktani Saayun Salangkah merupakan
kelompoktani ternak yang bergerak di bidang pemeliharaan Sapi pembibitan jenis
Simmental.. Kelompok Saayun Salangkah berdiri tahun 2010 atas prakarsa Bapak Erly
Ibrahim. Tahun 2011 kelompok tersebut mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian
Dirjen Peternakan berupa bantuan ternak Sapi Simmental sebanyak 35 ekor. Selain
itu kelompok Saayun Salangkah juga menerima bantuan UPPO.
Hasil dari kotoran sapi
tersebut langsung diolah oleh kelompok untuk menjadi pupuk kandang melalui pengolahan
sederhana. Namun dari hasilnya semua limbah feses yang awalnya menggunung
sekarang telah menjadi rupiah yang dihargai Rp 8000/karung.
Setelah kelompoktani
ternak Saayun Salangkah berjalan 4
tahun, kelompok mulai kehilangan gairah dan semangat. Anggota mulai tidak mampu
lagi secara rutin merawat ternaknya sehingga Sapi Simmental yang ada mulai
banyak yang kurus dan sakit. Dampaknya beberapa ekor Sapi tersebut mati sakit
dan beberapa ekor dijual murah tanpa ada penggantian ternak yang ada. Saat ini
kondisi ternak yang ada semuanya kurus.
Dengan dalih menyelamatkan
Sapi yang tersisa, beberapa anggota kelompok membawa sapi tersisa ke kandang
masing-masing anggota, sehingga saat ini hanya tersisa 8 ekor yang dipelihara
di kandang kelompok. Kondisi kandang kelompok
saat ini sudah tidak terawat dan kosong.
Bapak Erly Ibrahim sebagai
penggagas kelompoktani ternak Saayun Salangkah tidak berdaya mmenghadapi
situasi tersebut.. Beliaupun sudah kehilangan semangat dan mulai jenuh dengan
situasi tersebut. Saat ini beliau hanya memelihara sekitar 10 ekor Sapi
Simmental yang sudah mulai kurus. Padahal dulunya beliau memelihara sekitar 24 ekor
sapi Simmental yang gemuk.
Permasalahan utama yang dihadapinya
adalah faktor tenaga kerja dan waktu yang tersedia. Saat ini beliau hanya mengelola
ternak tersebut bersama istrinya yang sudah sama-sama tua. Mereka merupakan
pensiunan PLN di Kota Medan dan termasuk golongan berada di Jorong Tanjung
Medan. Namun karena keinginan kuat untuk mengelola lahan kelurga, beliaupun
manghabiskan waktunya di kandang memelihara Sapi dan ratusan Limau Sunday yang
ditanamnya.
Sepertinya usaha
peternakan Bapak Erli Ibrahim ini hanya menunggu waktu untuk tutup karena keterbatasan
tenaga tersebut. Berbagai motivasi telah dilakukan oleh Penyuluh Peternakan.
Pemanfaatan berbagai teknologi untuk mempermudah kerja seperti pembuatan Silase ataupun Hay dan
pemanfaatan Tunggul Talas sebagai pakan tambahan yang dianjurkan tidak merubah
keinginan beliau untuk mengurangi populasi ternaknya menjadi sekitar 2-4 ekor
saja.
Begitulah realita yang ada
di lapangan. Saat ini di Kecamatan Ampek Angkek khususnya dan Kabupaten Agam
umumnya sangat sukar mencari tenaga kerja yang mampu bekerja di kandang. Hal
ini disebabkan selain harus mencari hijauan atau menyabit hijauan yang ada,
anak kandang juga harus memberi makan ternak yang ada dan juga mampu
membersihkan kandang.
Ini merupakan tugas yang
berat untuk mengajarkan kepada anak muda sekarang untuk berusaha di bidang
peternakan. Saya sendiri sebagai alumnus Fakultas Peternakan IPB, awalnya
adalah peternak ayam broiler, ayam kampung dan peternak kambing. Namun saya
percaya dengan manajemen dan pemeliharaan yang sesuai kelayakan usaha, usaha
peternakan lebih menjanjikan daripada sektor pertanian. Sebab semakin lama
lahan pertanian semakin berkurang sehingga para petani mulai merubah sikap dan
pemikiran untuk beternak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar