Senin, 13 Oktober 2014

Tantangan Peternak Mengembangkan Usahanya


Kelompoktani ternak merupakan kelompoktani yang bergerak di bidang peternakan dan dibawah binaan Penyuluh Peternakan. Umumnya anggota kelompok memelihara ternak secara individu. Namun banyak juga yang memelihara secara koloni, apalagi kelompok tersebut mendapatkan bantuan dari pemerintah atau dari pihak swasta.
Salah satunya adalah kelompoktani ternak Saayun Salangkah yang terletak di Jorong Tanjung Medan Nagari Biaro Gadang Kecamatan Ampek Angkek. Kelompoktani Saayun Salangkah merupakan kelompoktani ternak yang bergerak di bidang pemeliharaan Sapi pembibitan jenis Simmental.. Kelompok Saayun Salangkah berdiri tahun 2010 atas prakarsa Bapak Erly Ibrahim. Tahun 2011 kelompok tersebut mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian Dirjen Peternakan berupa bantuan ternak Sapi Simmental sebanyak 35 ekor. Selain itu kelompok Saayun Salangkah juga menerima bantuan UPPO.
Hasil dari kotoran sapi tersebut langsung diolah oleh kelompok  untuk menjadi pupuk kandang melalui pengolahan sederhana. Namun dari hasilnya semua limbah feses yang awalnya menggunung sekarang telah menjadi rupiah yang dihargai Rp 8000/karung.
Setelah kelompoktani ternak Saayun Salangkah  berjalan 4 tahun, kelompok mulai kehilangan gairah dan semangat. Anggota mulai tidak mampu lagi secara rutin merawat ternaknya sehingga Sapi Simmental yang ada mulai banyak yang kurus dan sakit. Dampaknya beberapa ekor Sapi tersebut mati sakit dan beberapa ekor dijual murah tanpa ada penggantian ternak yang ada. Saat ini kondisi ternak yang ada semuanya kurus.
Dengan dalih menyelamatkan Sapi yang tersisa, beberapa anggota kelompok membawa sapi tersisa ke kandang masing-masing anggota, sehingga saat ini hanya tersisa 8 ekor yang dipelihara di kandang kelompok. Kondisi kandang kelompok saat ini sudah tidak terawat dan kosong.
Bapak Erly Ibrahim sebagai penggagas kelompoktani ternak Saayun Salangkah tidak berdaya mmenghadapi situasi tersebut.. Beliaupun sudah kehilangan semangat dan mulai jenuh dengan situasi tersebut. Saat ini beliau hanya memelihara sekitar 10 ekor Sapi Simmental yang sudah mulai kurus. Padahal dulunya beliau memelihara sekitar 24 ekor sapi Simmental yang gemuk.
Permasalahan utama yang dihadapinya adalah faktor tenaga kerja dan waktu yang tersedia. Saat ini beliau hanya mengelola ternak tersebut bersama istrinya yang sudah sama-sama tua. Mereka merupakan pensiunan PLN di Kota Medan dan termasuk golongan berada di Jorong Tanjung Medan. Namun karena keinginan kuat untuk mengelola lahan kelurga, beliaupun manghabiskan waktunya di kandang memelihara Sapi dan ratusan Limau Sunday yang ditanamnya.
Sepertinya usaha peternakan Bapak Erli Ibrahim ini hanya menunggu waktu untuk tutup karena keterbatasan tenaga tersebut. Berbagai motivasi telah dilakukan oleh Penyuluh Peternakan. Pemanfaatan berbagai teknologi untuk mempermudah kerja  seperti pembuatan Silase ataupun Hay dan pemanfaatan Tunggul Talas sebagai pakan tambahan yang dianjurkan tidak merubah keinginan beliau untuk mengurangi populasi ternaknya menjadi sekitar 2-4 ekor saja.
Begitulah realita yang ada di lapangan. Saat ini di Kecamatan Ampek Angkek khususnya dan Kabupaten Agam umumnya sangat sukar mencari tenaga kerja yang mampu bekerja di kandang. Hal ini disebabkan selain harus mencari hijauan atau menyabit hijauan yang ada, anak kandang juga harus memberi makan ternak yang ada dan juga mampu membersihkan kandang.
Ini merupakan tugas yang berat untuk mengajarkan kepada anak muda sekarang untuk berusaha di bidang peternakan. Saya sendiri sebagai alumnus Fakultas Peternakan IPB, awalnya adalah peternak ayam broiler, ayam kampung dan peternak kambing. Namun saya percaya dengan manajemen dan pemeliharaan yang sesuai kelayakan usaha, usaha peternakan lebih menjanjikan daripada sektor pertanian. Sebab semakin lama lahan pertanian semakin berkurang sehingga para petani mulai merubah sikap dan pemikiran untuk beternak..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar