Senin, 23 Maret 2015

Geliat Peternakan Kecamatan Ampek Angkek

Kecamatan Ampek Angkek sebagai pusat kawasan Agropolitan terus menampakkan diri sebagai gudang ternak Kabupaten Agam. Sangat tepat pula keberadaan UPT Puskeswan di daerah ini terletak di Koto Hilalang yang notabene merupakan sumber ternak. Potensi peternakan Sapi yang populasinya mencapai  2.794 ekor bisa menjawab dominasi Kecamatan Ampek Angkek sebagai kawasan ternak, disamping Kecamatan Baso dan Kecamatan Tilatang Kamang.. Potensi pengembangan usaha peternakan sapi di Kecamatan Ampek Angkek didukung oleh ketersediaan lahan rumput dan budaya masyarakat yang telah beternak turun temurun.
Umumnya usaha peternakan di Kecamatan Ampek Angkek adalah dominan pembibitan sapi Simmental (pemeliharaan sapi betina). Selain itu juga banyak dijumpai peternak kambing. Dedi, salah satu peternak Kambing PE di Sungai Rotan dinilai telah berhasil menerapkan tatacara beternak Kambing secara efesien. Bagaimana tidak, dengan modal seadanya dia berhasil menerapkan pemanfaatan pakan lokalita untuk menutupi kebutuhan protein kambing.
Sementara itu ternak unggas yang dipelihara adalah ayam broiler, ayam kampung, puyuh dan itik. Usaha ternak ayam broiler telah mulai berkembang secara baik dan intensif. Pemeliharaan ternak unggas umumnya dilakukan secara tradisional, ternak dibiarkan diumbar begitu saja.
Peternakan itik telah mulai dikelola secara semi intensif oleh peternak dan kelompok. Ternak itik sudah mulai dikurung dan diberi pakan olahan sendiri. Peternak juga sudah mulai menggunakan mesin tetas telur untuk meningkatkan pengolahan pasca panen.
Usaha peternakan di Kecamatan Ampek Angkek tersebar mayoritas pada wilayah Nagari Panampuang, Lambah dan Biaro Gadang. Secara dominan mata pencaharian penduduk pada Nagari Balai Gurah, Ampang Gadang, Batu Taba dan Pasia adalah bertani dan bordiran/sulaman yang terkenal dengan sulaman Ampek Angkek. Peternakan masih merupakan usaha sampingan yang dikelola secara tradisional dan minim sentuhan teknologi dan informasi sehingga hasil yang diharapkan masih rendah dan tidak sesuai dengan analisa kelayakan usaha. Hal ini menyebabkan sektor peternakan di wilayah tersebut belum menjadi andalan peternak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sang T).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar