"Itulah kata yang pantas dan tepat untuk menggambarkan
kondisi lahan pertanian para petani pada saat ini. Tingginya pemakaian pupuk
kimia menyebabkan unsur hara tanah jauh berkurang. Struktur tanah akan makin
padat sehingga peredaran udara tanah terhambat yang menyebabkan hara tidak
dapat diserap oleh tanaman".
Masrida
selaku Penyuluh Pertanian Nagari Lambah memberikan
solusi dan penyuluhan terhadap permasalahan tersebut saat melakukan panen
kegiatan dampak SL- PTT padi varietas Kuriak Kusuik pada kelompoktani Lurah
Sakato Jorong Koto Hilalang Nagari Lambah Selasa, tanggal 10 Maret 2015.
Bahwa kondisi tanah lahan lokasi pada kelompoktani Lurah Sakato mengandung pH
yang rendah (asam), untuk itu diperlukan penambahan pupuk organik untuk
menaikkan pH tanah. Selain itu sistem tanam Jajar Legowo harus tetap dilanjutkan.
Perbaikan saluran irigasi juga menjadi PR bagi para petani sehingga dapat
melaksanakan tanam dua kali setahun.
Senada dengan hal tersebut, Yose Elfiranto, SSTmenyampaikan salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan
terhadap pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk
organik akan memperbaiki kimia tanah berupa unsur hara, fisika tanah berupa
struktur dan tekstur tanah yang gembur, dan biologis tanah berupa
mikroorganisme dan makroorganisme tanah. Dengan menggunakan pupuk organik
kesuburan tanah akan tetap terjaga sehingga sistem pertanian tetap akan
berkelanjutan.
Yose
Elfiranto, SST juga mengeluhkan kendala yang sering dijumpai adalah keengganan
dan keberatan petani untuk mengolah bahan-bahan organik yang ada. Salah satu
cara paling mudah mengurangi pemakaian pupuk kimia adalah dengan mengembalikan
jerami padi ke sawah. Hal ini sangat sederhana sekali, petani tidak perlu lagi
membakar jerami padinya. Namun untuk mendapatkan hasil dan pelapukan yang lebih
cepat dan meningkatkan mikroorganisme tanah maka diperlukan pengolahan dan pengomposan
secara lebih lanjut (Sang T).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar