Beternak
bukanlah usaha sampingan, tapi beternak adalah suatu bisnis yang menggiurkan. Itulah
prinsip yang selalu ditanamkan oleh para penyuluh kepada para pelaku utama yang
lebih dikenal dengan nama petani/peternak (Yose Elfiranto, SST).
Beternak kambing sudah lama diusahakan oleh peternak
sebagai usaha sampingan, karena pemeliharaannya relatif mudah dan murah serta
diusahakan pun masih secara tradisional sehingga hasilnya kurang maksimal.
Padahal kambing terutama kambing perah merupakan kambing yang multiguna,
dagingnya, susunya serta limbahnya bisa dimanfaatkan untuk pertanian.
Beternak kambing perah belum banyak diusahakan sehingga
pangsa pasarnya masih terbuka dengan persaingan yang masih belum banyak. Harga susu kambing berkisar antara Rp 30-40 ribu per
liter. Jauh lebih mahal dibanding susu sapi yang Rp 8-9 ribu per liter.
Saat ini kelompok tani Rimbun
memelihara kambing jenis kambing Kacang dan kambing Peranakan Ettawa (PE).
Perbedaan harga kambing jauh berbeda. Pada tahun lalu keltan Rimbun mendapat
bantuan sebagai demplot kambing PE sebanyak 3 ekor dan sekarang bertambah
menjadi 6 ekor. Dengan pemeliharaan yang baik dan bimbingan dari Penyuluh
Peternakan,Yose Elfiranto, SST anak kambing tumbuh pesat disaat umur kambing
PE 2 bulan dan 9 bulan, walaupun saat ini pakan yang diberikan masih alami dan
belum diberikan pakan tambahan (konsentrat).
Kedepan, tentu diharapkan
perkembangan kambing PE di keltan Rimbun dan juga di kecamatan Ampek Angkek akan
lebih baik lagi karena potensinya masih sangat terbuka. Juga beternak kambing
PE, hasil dari susunya bisa menjadi mata pencarian baru dan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani. Semoga.
Apalagi, menurut kalender Cina,
tahun ini adalah tahun kambing, dan tentu peternak kambing berharap tahun ini
ini adalah tahunnya peternak kambing untuk maju dan berkembang. Karena tahun
depan adalah tahun monyet, tentunya monyetlah yang akan "manjijian"
kambing (Dedi/Sang T).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar